Taufiqul Hakim lahir pada 14 Juni 1975 di Sidorejo RT. 03 RW. 12 Bangsri,
Jepara, Jawa Tengah. Dia adalah anak terakhir dari tujuh bersaudara. Dia bukan
keterunan kiai atau bangsawan. Ayah dan ibunya hanya petani. Dari tujuh
bersaudara hanya dia yang berprofesi sebagai seorang guru, dan saat ini dia
dikenal sebagai kiai. Hal yang paling disesalinya adalah ketika ayahnya
meninggal, dia tidak sempat ikut mengantarkan jenazah ayahnya karena harus
menyelesaikan tugas belajar.
Dia adalah alumnus Perguruan Islam Matholiul Falah Kajen Pati. Ketika
menjadi siswa di Matholiul Falah, dia juga nyantri di Pondok Pesantren
Maslakhul Huda Kajen, yang diasuh oleh Rais “am PBNU KH. MA. Sahal Mahfudh.
Pada tahun yang sama dia nyantri di Popongan Klaten, belajar Thariqah
an-Nagsabandiyah dibimbing oleh KH. Salman Dahlawi, dan dinyatakan lulus
setelah belajar selama 100 hari.
Selain sibuk mengajar dan mengisi pelatihan-pelatihan Amtsilati di berbagai
kota di Indonesia dia juga tetap produktif menulis. Di antara karyanya adalah
Program Pemula Membaca Kitab Kuning: Amtsilati jilid 1-5; Qaidati: Rumus dan
Qaidah, Shorfiyah: Metode Praktis Memahami Sharaf dan I’lâl, Tatimmah: Praktek
Penerapan Rumus 1-2, Khulashah Alfiyah Ibnu Malik, ‘Aqidati: Aqidah Tauhid,
Syari’ati: Fiqih, Mukhtarul Hadits 1-7, Muhadatsah, Kamus At-Taufik 587
halaman, Fiqih Muamalah 1-2, Fiqih Jinayat, Fikih Taharah, Fikih Munakahat,
Fikih Ubudiyah 1-2, dan beberapa kitab lainnya. Sudah ada sekitar 30 buku, dan
masih terus menulis. “Di mana saja menulis, di mobil, di mana saja menulis.
Kalau ada mud menulis, kalo tidak, ya tidak,” katanya.
Pesantren Darul Falah yang dipimpinnya kini membimbing tidak kurang dari
650 santri. Santri Darul Falah ada dua kategori: santri tetap dan santri
kilatan. Santri tetap harus mengikuti semua aturan yang ada dalam program
Amtsilati, sementara santri kilatan tidak diwajibkan banyak hafalan. Masa
belajar bagi santri kilatan antara 1 minggu s.d. dua bulan saja.
Nama Al-Falah diambil dari nama pesantren Matholiul Falah, tempat dia
pernah menjadi santri. Secara tidak resmi, Darul Falah ada sejak Taufiqul Hakim
lulus dari Pesantren. Secara resmi, Darul Falah didaftarkan ke Notaris (Bapak
H. Zainurrohman, S.H. Jepara) tanggal 01 Mei 2002 dengan nomor registrasi 02.
***
Awalnya Tufiqul hakim menyimpulkan bahwa ternyata tidak semua nadzam atau
syair dalam kitab Alfiyah yang disebut-sebut sebagai babonnya gramatikal arab
itu tidak semuanya digunakan dalam praktek membaca kitab kuning. Dia
menyimpulkan bahwa dari 1000 nazham Alfiyah yang terpenting hanya berjumlah
sekitar 100 sampai 200 bait, sementara nazham lainnya sekedar penyempurna.
Dengan bekal hafalan dan pemahamannya terhadap kitab Alfiyah, dia mulai
menyusun metode Amtsilati. Penyusunan tersebut dia mulai dari peletakan
dasar-dasarnya kemudian terus berkembang sesuai kebutuhan.
Amtsilati memberi rumusan berpikir untuk memahami bahasa Arab. Di sana ada
rumusan sistematis untuk mengetahui bentuk atau posisi satu kata tertentu. Hal
ini dapat dilihat pada rumus utama isim dan fi’il atau tabel. Lalu juga ada
rumus bayangan dhamīr untuk mengetahui jenis atau kata tertentu; penyaringan
melalui dzauq (sensitivitas) dan siyāqul kalām (konteks kalimat).
Sebelum memasuki praktek, Amtsilati telah memberi rambu-rambu mengenai
kata-kata yang serupa tapi tak sama (homonimi: homografi, homofoni). Kata-kata
yang serupa ini bisa terjadi dari beberapa kemungkinan: isim; fi’il mādhi;
fi’il mudhāri’; fi’il amar; isim fi’il; huruf; dhamīr; isyrāh; maushūl; dan
lainnya. Rumus selengkapnya terangkum dalam buku Tatimmah 1 hal. 3-7, 10, 12,
15-34.
Kelebihan Amtsilati adalah peletakan rumus secara sitematis, dan
penyelesaian masalah gramatikal Bahasa Arab melalui penyaringan dan
pentarjihan. Selain itu, rumus yang pernah dipelajari diikat dengan hafalan
yang terangkum dalam dua buku khusus, yaitu “Rumus Qaidati” dan “Khulashah
Alfiyah”. Diharapkan, para pemula tidak perlu bersusah-susah mempelajari bahasa
Arab selama 3 sampai 9 tahun; cukup 3 sampai 6 bulan saja.
Sumber : http://www.amtsilati.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar